Minggu, 25 Desember 2011

Salah Kaprah Task KIller

android-task-killerAndroid Task Killer adalah salah satu aplikasi yang paling banyak diunduh (download) oleh para pengguna handheld Android. Aplikasi ini memiliki fungsi untuk mematikan aplikasi-aplikasi lainnya baik aplikasi yang sedang aktif maupun aplikasi yang sedang berjalan di background.
Ada yang mengatakan bahwa dengan mematikan aplikasi atau game Android menggunakan Android Task Killer, maka handheld Android rekans akan bekerja lebih cepat dan lebih hemat baterai. Namun, apakah memang benar kenyataannya seperti itu?
Untuk mengetahui mengenai hal tersebut, ada baiknya rekans mengetahui cara kerja sistem Android terlebih dahulu. Namun bila rekans tidak memiliki waktu banyak bisa langsung ke bagian rangkuman di bagian bawah :)
Advance Task Killer
Sistem Kerja Android dan Salah Kaprah Mengenai Task Killer
Jika rekans menginstall Android task killer, sebagai contoh yang terkenal Advance Task Killer, pada aplikasi tersebut akan terlihat daftar aplikasi yang sedang aktif dan aplikasi yang sedang berjalan di background (aplikasi yang masih berjalan namun sudah/sedang tidak digunakan). Pada Aplikasi tersebut tertera juga sisa memori RAM (available memory) yang tidak terpakai pada handheld rekans.
RAM: Random Access Memory adalah memori sementara yang digunakan oleh CPU (Central Processing Unit) untuk mengakses informasi atau data-data yang diperlukan untuk menjalankan suatu proses. Semakin besar RAM, maka secara garis besar akan mempercepat kinerja sistem karena CPU dapat mengakses lebih banyak informasi pada saat yang bersamaan. Jika rekans mematikan salah satu aplikasi, maka available memory akan meningkat. Rekans dapat mematikan aplikasi satu persatu maupun sekaligus. Rekans dapat mengaturnya agar dapat mematikan aplikasi secara otomatis pada interval waktu tertentu atau ketika layar dimatikan.
advanced-task-killer-pict
Setiap aplikasi Android yang berjalan akan memakan memori RAM telepon rekans. Semakin banyak aplikasi yang diaktifkan, semakin sedikit sisa memori (available memory) yang tersisa. Hal inilah yang sering disalah artikan oleh pengguna handheld Android. Kebanyakan dari pengguna berpikir semakin sedikit aplikasi yang aktif dan semakin banyak sisa memori yang tersedia, maka semakin cepat kinerja ponsel dan juga akan semakin irit baterai. Hal ini tidaklah benar. Pada sistem Android, setiap aplikasi yang tidak aktif digunakan akan disimpan dalam sistem memori telepon. Aplikasi yang disimpan dalam memori atau berjalan di background akan lebih cepat untuk di aktifkan kembali jika sewaktu-waktu diperlukan. Dengan mematikan aplikasi yang berjalan di background justru akan membuat handheld mengeluarkan energi lebih banyak ketika aplikasi tersebut ingin diaktifkan kembali yang pada akhirnya justru membuat baterai menjadi boros.
Selama aplikasi tersebut tidak aktif atau tidak menggunakan CPU dan hanya menggunakan memori RAM handheld Android rekans, maka aplikasi tersebut tidak akan membuat ponsel rekans menjadi lebih boros. Rekans juga tidak perlu khawatir kekurangan memori RAM jika sewaktu-waktu rekans ingin mengaktifkan, misalnya game HD (high definition) yang membutuhkan RAM besar, karena sistem Android akan secara otomatis mematikan aplikasi-aplikasi yang berjalan di background yang tidak diperlukan agar dapat memberikan available memory (RAM) yang lebih banyak. Artinya rekans tidak perlu khawatir akan ada penurunan performa handphone jika banyak aplikasi yang berjalan di background.
Sistem kerja Android yang secara otomatis mematikan aplikasi bila diperlukan membuat beberapa (bahkan banyak) pengembang aplikasi yang membuat aplikasi android yang tidak memiliki tombol exit, atau setidaknya tombol exit agak merepotkan untuk di akses.
Catatan: Kondisi ini berlaku untuk sistem operasi Android. Untuk sistem operasi lainnya, pada umumnya tidak akan secara otomatis mematikan aplikasi bila dibutuhkan RAM lebih banyak, sehingga untuk meningkatkan kinerja, pengguna harus mematikan aplikasi yang tidak terpakai.
Resiko Menggunakan Android Task Killer
Penggunaan task killer memiliki resiko. Jika rekans tidak sengaja mematikan aplikasi yang diperlukan oleh sistem Android, maka ponsel tidak akan beroperasi sebagaimana mestinya. Sebagai contoh, tanpa sengaja aplikasi push email rekans matikan dan ponsel Android rekans terlihat seperti berjalan normal, namun tanpa disadari rekans tidak akan menerima notifikasi bila ada email baru.
Namun, sebenarnya hal ini sudah di antisipasi oleh pembuat Advance Task Killer (ATK) dengan membuat pengaturan ignore list (daftar hirau) yaitu rekans dapat menentukan aplikasi mana saja yang tidak boleh dimatikan. Selain itu ATK dapat membantu rekans untuk memilih aplikasi mana saja yang sebaiknya di masukkan dalam ignore list secara otomatis.
Masih Perlukah Task Killer?
Masih banyak yang menginstall ATK pada handphone Android yang dimiliki. Hal ini bukan untuk mematikan aplikasi-aplikasi yang berjalan di background, namun untuk memudahkan kita untuk mematikan aplikasi yang berjalan dengan tidak semestinya (error). Dari sisi performa dan kinerja baterai, biasanya kita tidak menemukan perbedaan saat dahulu masih aktif menggunakan ATK dengan saat jarang sekali menggunakan ATK.
Rangkuman dan Pertanyaan
1. Apa itu Android Task Killer?
    Jawab: Adalah aplikasi Android untuk mematikan aplikasi-aplikasi lainnya baik secara manual maupun otomatis
2. Apakah penggunaan Android Task Killer akan mempercepat kinerja dan menghemat baterai handheld Android yang saya miliki?
    Jawab: Tidak juga
3. Kalau begitu, maka tidak diperlukan RAM besar pada handheld Android?
    Jawab: Tergantung kebutuhan. Sebagai contoh, bila sebuah aplikasi katakanlah membutuhkan RAM sebesar 300 MB untuk dapat berjalan dengan normal, dan dari sisi hardware handheld Android hanya memilik RAM sebesar 256 MB, maka walaupun semua aplikasi yang berjalan di background sudah dimatikan oleh sistem Android, namun tetap saja akan terjadi kondisi dimana aplikasi tidak dapat berjalan / berjalan lambat akibat kekurangan RAM.
4. Saya menggunakan Android Task Killer dan saya merasakan kinerja ponsel saya meningkat dan lebih hemat baterai.
    Jawab: Hal tersebut bisa diakibatkan oleh tiga hal. Yang pertama, task killer mematikan aplikasi yang tidak bekerja dengan sempurna (aplikasi rusak / bad code) yang membuat sistem operasi Android dan CPU bekerja ekstra. Kedua, task killer mematikan aplikasi yang menggunakan koneksi internet secara terus menerus dan ketiga, itu hanya sugesti rekans saja :)
Kesimpulan
Sejak lama topik ini merupakan perdebatan yang cukup panas dan pada forum-forum Android banyak yang saling memberi pendapat baik berdasarkan pengalaman masing-masing maupun dengan menggunakan data teknis yang mereka miliki. Sebagian mengatakan bahwa Android Task Killer sangat diperlukan, sebagian lainnya mengatakan sebaliknya. Dianjurkan dan juga tidak dilarang untuk menggunakan Android task killer. Apabila rekans merasa nyaman dan merasakan manfaat dari penggunaan Android Task Killer, maka hal tersebut sah-sah saja dilakukan.
Task killer diperlukan untuk mematikan aplikasi yang berjalan dengan tidak semestinya, misalnya dalam kasus yang kadang-kadang sering dialami, saat aplikasi Boat browser tidak mau koneksi ke internet, kita bisa matikan terlebih dahulu menggunakan task killer lalu aktifkan kembali Boat browser dan koneksi menjadi normal kembali.
Disarankan jangan mengatur task killer untuk secara otomatis mematikan aplikasi pada handheld Android rekans, karena ada kemungkinan membuat sistem operasi Android menjadi tidak stabil. Namun, jika rekans yakin bahwa aplikasi yang akan dimatikan secara otomatis tidak akan membawa dampak apapun pada handheld rekans, hal tersebut sah-sah saja dilakukan. Semuanya berpulang kembali kepada rekan-rekan

0 komentar:

Posting Komentar